Panen dan Pasca Panen Kedelai



Umur panen kedelai dipengaruhi oleh :
  1. Varietas kedelai
  2. Ketinggian tempat
  3. Tujuan penggunaan kedelai
Ciri umur panen kedelai
  1. Daun 90-95% sudah menguning kecoklatan lalu gugur
  2. Batang-batangnya sudah mengering
  3. Warna buah berubah dari hijau menjadi kuning kecoklatan
Dampak panen kedelai belum waktunya adalah
  1. Polong mudah busuk, bercendawan, dan berkeriput sehingga mutu bijinya kurang baik
  2. Jika biji dipergunakan untuk benih akan rendah daya kecambahnya
Panen kedelai yang tertunda dampaknya menyebabkan polongnya akan semakin tua, kering, pecah dan biji keluar jatuh sebelum panen dan selama panen sehingga banyak kehilangan hasil dan menurunkan produktivitasnya.

Cara panen kedelai
Pemanenan menggunakan sabit bergerigi atau sabit biasa. Pangkal batang dan akar tanaman kedelai tetap ditinggalkan dalam tanah karena mengandung rhizobium sebagai sumber nitrogen dan penyubur tanah. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati karena kedelai yang sudah tua mudah rontok.
  • Hasil pemotongan dalam bentuk brangkasan harus segera dikumpulkan pada suatu tempat dan dipisahkan menurut tingkat kematangan polong
  • Dari tempat pengumpulan ini, selanjutnya hasil panen diangkut ke tempat penjemuran dengan alat bantu karung atau bakul
Penjemuran Brangkasan
Penjemuran dilakukan di bawah terik matahari dengan cara dihamparkan di atas lantai semen atau menggunakan alas dari anyaman bambu, tikar atau plastik. Penjemuran dilakukan sebagai berikut:
  • Brangkasan kedelai dihamparkan di atas alas setebal 25 cm atau sedapat mungkin didirikan. Lakukan pembalikan brangkasan terutama jika brangkasan dihamparkan
  • Lakukan penjemuran sampai kadar air biji  kurang lebih 17% yang ditandai dengan polong sangat mudah pecah bila ditekan dengan jari. Pencemuran pada cuaca baik memerlukan sekitar 1-2 jam.
Perontokan
Perontokan tradisional dengan cara dipukul dilakukam pada kadar air biji 12-13%
Kelemahan perontokan tradisional
  1. Kehilangan hasil tinggi
  2. Mutu fisik biji menjadi rendah
  3. Banyak biji yang menjadi patah dan rusak
  4. Tenaga kerja yang digunakan banyak
  5. Memerlukan waktu yang lama
  6. Biaya tinggi
Perontokan dengan power threser
Dilakukan pada kadar air biji 14-15%, kecepqtan putaran silinder 600-700 rpm. Keuntungan menggunakan power threser
  1. Mempertahankan mutu kedelai
  2. Kehilangan hasil lebih rendah
  3. Tenaga kerja yang diperlukan lebih sedikit
  4. Menghemat waktu, biaya dan dapat meningkitkan produktivitas
Pengeringan kedelai --> Biji yang sudah dirontokan harus dikeringkan. Pengeringan dilakukan hingga mencapai kadar air 9% jika untuk keperluan benih.
Pengeringan dengan sinar matahari
  • Hamparkan biji kedelai di atas tikar atau plastik
  • Atur jarak untuk menghindari pencampuran fisik antar jenis biji, terutama jika untuk keperluan benih
  • Lakukan pembalikan secara periodik agar kering merata, dan jika suhu melebihi 40°C tutup atau angkat ke gudang untuk menghindari kerusakan akibat terlalu panas
  • Keringkan biji hingga kadar air 10% dan pisahkan biji dari kotoran lain dan terus keringkan hingga mencapai kadar 9% untuk mendapatkan biji yang baik untuk disimpan.
Penyortiran
Biji yang sudah terpisah dari brangkasan ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11%.

Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan
  1. Karung goni
  2. Kantung plastik
  3. Karung plastik
  4. Kaleng
Penyimpanan benih
  • Simpan benih pada ruang penyimpanan ber-AC, pada suhu sekitarm10°C, kelembaban relatif sekitar 40%
  • Tempatkan pada rak-rak atau pada lantai yang diberi alas kayu
  • Kelompokkan benih berdasarkan varietas untuk memudahkan pengecekan benih dan dokumentasikan data benih yang disimpan
  • Jika disimpan dalam jangka panjang, lakukan pengecekan secara periodik: kadar air dan daya tumbuh
Download versi pdf klik di sini
Sumber: Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang

0 komentar:

Post a Comment